Desa Kwaron – Ada catatan baru terkait sejarah bedirinya Desa Kwaron Kecamatan Diwekk Jombang. Berdasarkan penelusuran penulis sebelum ada Desa Kwaron muncul nama dusun Nglerep. Nama dusun ini berdasarkan petunjuk dari peta yang dikeluarkan Jawatan Pemerintah Hindia Belanda dan di publikasikan tahun 1928 – 1929. Dalam peta yang diperbaharui tahun 1940 ini di peta Djombang muncul nama Desa Koewaron dengan satu dusun yakni Nglerep1. Dalam peta ini terlihat Desa Koewaron hanya memiliki satu dusun yakni Nglerep1. Peta memberikan petunjuk keberadaan desa desa dimasa pemerintahan Hindia Belanda.

Desa Kwaron Kecamatan Diwek Jombang saat ini memang ada salah satu dusun yang bernama Nglerep. Dusun ini berada di sisi barat berbatasan dengan Desa Kras. Di dusun ini sekarang di huni 250 kepala keluarga.
Tidak hanya di peta keluaran Hindia Belanda yang diketahui dibuat tahun 1928, di tahun sebelumnya yakni tahun 1883 nama desa Koewaron juga sudah muncul. Lagi lagi di desa yang sekarang memiliki jumlah penduduk sekitar 5282 jiwa ini hanya memiliki satu dusun , hanya saja namanya bukan nglerep 1 namun Ngetrep.
Moch Faisol Komunitas Pelestari Sejarah (KOMPAS) Jombang mengakui di peta yang dikeluarkan pemerintah saat itu sebagian dusun ada yang bertambah dan ada juga yang menghilang. Dusun di masing masing desa berkurang dan bertambah sesuai perkembangan zaman. “Perubahan itu emang ada,” ujarnya kepada KIM KampoengKwaron.
Seperti di Desa Kwaron, saat ini secara administrasi terdapat lima dusun, yakni Dusun Nglerep, Dusun Sukopuro, Dusun Blimbing, Dusun Seblak dan Dusun Kwaron sendiri. Di peta yang ditemukan penulis sebelumnya nama nama dusun tidak muncul kecuali satu dusun tersebut.
Posisi Desa Kwaron sebenarnya menjadi salah satu desa strategis sejarah perjuangan peperangan sebelum dan sesudah kemerdekaan. Posisinya yang berdekatan dengan Desa Cukir tepatnya Tebuireng yang menjadi salah satu pusat perlawanan terhadap penjajah saat itu. Hanya dalam sejumlah literatur nama Kwaron ini masih minim sekali informasi. Termasuk bukti sejarah benda peninggalan juga belum ditemukan.

Sementara Dian Sukarno, penulis buku Antologi Sejarah Jombang memiliki pandangan berbeda. Penulis yang sudah menelurkan sejumlah buku sejarah desa ini menyebut sejarah desa di Jombang memiliki banyak masa. Mulai dari Pu Sindok, Airlangga, Kebokicak, Sungging Purbengkara, Maling Cluring, Pu Nambi, Kebo Marcuet, Pangeran Benawa, Spanyol, hingga Mongol memiliki sejarah kuat berdirinya desa desa di kota santri. “Termasuk desa Koewaron menurutnya lebih dekat dengan era Kebo Kicak Majapahit,” ujarnya.
Disinggung soal nama nglerep, dirinya menyebut akan mengkaji melalui punden yang ada di desa ini. Kalau dari namanya nglerep artinya mlipir atau lewat memutar. Siapa yang menjadikan nama nglerep 1 ini, dirinya akan melihat secara langsung ke lokasi. Termasuk melakukan kajian ilmiah perjalanan budaya dan rekontruksi sejarah dari lokasi lain yang mungkin berkait dengan lokasi tersebut. “Punjernya desa bisa dlihat dari pundennya, kalau masih ada punden menrutnya datanya bisa mendekati akurat,” pungkasnya sambil memastikan akan segera turun langsung untuk mengungkap sejarah Kampoeng Kwaron. tim