Desa Kwaron – Dana Desa merupakan salah satu sumber pemasukan utama bagi tiap-tiap desa. Namun, tahukah sebenarnya pos-pos anggaran desa ini berasal dari mana saja?
Berdasarkan Pasal 72 UU Nomor 6 Tahun 2014 jo. Perppu Nomor 1 Tahun 2020, desa memiliki beberapa sumber pendapatan. Beberapa sumber pendapatan desa tersebut antara lain Pendapatan Asli Desa (PAD), alokasi APBN, bagi hasil pajak dan retribusi daerah, bantuan keuangan dari APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota, hibah dan sumbangan, serta Dana Desa itu sendiri.
Perlu diketahui, Pendapatan Asli Desa (PAD) adalah sumber pendapatan yang diperoleh desa dari berbagai hal, termasuk kekayaan dan aset desa yang digunakan oleh pihak ketiga dengan perjanjian tertentu. Perjanjian tersebut bisa meliputi sewa, kontrak, pinjam pakai dari perusahaan baik BUMN maupun BUMD atau swasta.
Sedangkan Dana Desa sendiri, menurut Pasal 1 angka 2 PP Nomor 60 Tahun 2014 jo. PP Nomor 8 Tahun 2016, adalah dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa.
Nantinya Dana Desa ini akan ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan dapat digunakan langsung untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Alokasi Dana Desa ini akan dilakukan oleh pemerintah untuk desa dengan beberapa pertimbangan tertentu, antara lain jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis. Untuk besarannya sendiri minimal 10 persen dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam APBD setelah dikurangi dana alokasi khusus.
Dana Desa biasanya diprioritaskan untuk beberapa hal berikut: pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal untuk meningkatkan kapasitas masyarakat desa seperti wirausaha dan perluasan skala ekonomi masyarakat desa melalui desa-desa wisata.
Sumber: wargadesa.vom
