KampoengKwaron – Kepala Desa Wiji Santoso membuka secara langsung kegiatan pelatihan event organizer dan sablon bagi warganya. Pelatihan yang digelar Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Kampoeng Kwaron ini digelar dua hari di akhir Desember 2021. di balai desa.
Dalam pembukaan tersebut Kades berharap seluruh peserta bisa mengikuti kegiatan pelatihan sampai selesai. Pelatihan EO ini penting dilaksanakan untuk memberikan bekal kelompok kader desa agar bisa mengorganisir kegiatan di desa. Terutama kegiatan dalam mengembangkan potensi dimasing masind dusun. “Diharapkan selesai pelatihan ini seluruh peserta bisa mengorganisir potensi di masing masing dusunnya,” ujar Kades dalam sambutan membuka kegiatan tersebut.
Kegiatan mengorganisir kelompok ini penting dilakukan mengingat masih besarnya potensi pengembangan wisata di desa Kwaron Kecamatan Diwek Jombang, khususnya kawasan wisata religi Gus Dur. Dimana setiap harinya tidak kurang tiga ribu orang selalu datang untuk melakukan ziarah ke makam pendiri NU dan tokoh NU lainnya di komplek makam Ponpes Tebuireng.

Muhamad Yasin, pemateri dari Famr Organizer mengatakan kegiatan mengorganisir kelompok untuk mengembangkan potensi desa sangat penting. Sekarang sudah tidak jamannya masyarakat bekerja sendiri. Mereka harus berkelompok agar biar lebih kuat dan bisa berjalan dengan cepat. “Kegiatan mengorganisir ini penting dilakukan untuk mengembangkan potensi yang ada,”katanya kepada peserta pelatihan.
Keberadaan wisata religi di Desa Kwaron ini harus didukung dengan langkah bersama masyarakat. Mereka harus membentuk kelompok kelompok untuk bisa menggali potensi masing masing. Sehingga bisa di ‘jual’ ke peziarah yang rata rata langsung pindah ke lokasi lain usai berdoa di makam Gus Dur.
Pria yang datang bersama Owner Famr Organizer David Bachtiar bersama rekannya Rohman ini mengisahkan pengalaman mengelola EO yang sudah dijalankannya. Mereka bercerita panjang lebar strategi hingga kisah suka dukanya secara terbuka. Termasuk trik untuk mengorganisir kelompok menjadi potensi bersama.
Apalagi di desa yang menjadi lokasi kawasan wisata Gus Dur ini sudah memiliki potensi kunjungan wisata. Menurutnya langkah mengorganisir hingga menggali potensi yang bisa dijual harus segera dilakukan.
Acara yang berlangsung dua jam lebih ini berjalan dengan cair dan komunikatif. Peserta banyak berkonsultasi hingga menanyakan kiprah anak anak muda yang sudah mengelola usahanya tersebut. “Ini pengalaman pertama kita berbagi ilmu dengan kelompok masyarakat, semoga bisa membantu untuk kemajuan dan pengembangan desa ke depannya,” jelas Rohman yang diamini oleh David. tim