Desa Kwaron – Pasca dikukuhkan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwsata Kabupaten Jombang, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kwaron Bangkit mulai melakukan maping prioritas pengembangan wisata. Pemetaan potensi ini dilakukan dalam rangkaian rapat koordinasi persiapan penyusunan program kerja di tahun 2025 mendatang. Mengingat, di Desa Kwaron Kecamatan Diwek Jombang banyak potensi yang belum tergarap.

Desa Kwaron adalah desa yang menjadi lokasi strategis pengembangan Kawasan Makam Gus Dur. Meskipun lokasi makam Presiden RI KH Abdurahman Wahid dan sang kakek Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syaikh Hasyim Asyari berada di komplek Pesantren Tebuireng Jombang. Namun jalur dan lokasi UPT KMGD berada di Desa Kwaron. Termasuk Museum Islam Nusantara KH Hasyim Asyari secara administrasi sebagian wilayah masuk Desa Kwaron.
Akwan, Ketua Pokdarwis Kwaron Bangkit mengatakan potensi besar yang ada di Desa Kwaron ini harus dikelola dengan baik. Jangan sampai keberadaan potensi kunjungan ribuan warga peziarah ke pendiri NU ini tidak terkelola baik. “Potensi wilayah kita cukup besar, mari bersama sama membangun untuk kesejahteraan warga,” ujarnya membuka kegiatan rapat Minggu malam.
Rapat yang dihadiri oleh pengurus pokdarwis dan perangkat Desa Kwaron ini masih mempetakan seluruh potensi desa. Dari hasil rapat ini terangkum beberapa potensi yang bisa dikembangkan. Salah satunya, adalah pengembangan wisata alam kolam renang yang ada di Dusun Sukopuro Desa Kwaron.
Kolam renang yang terbangun dilahan seluas 1500 meter ini relative sudah siap untuk melakukan pengembangan. Meskipun milik swasta, pengelolanya siap untuk melakukan kolaborasi dan pengembangan bersama pokdarwis. “Monggo wisata buatan kolam renang ini kita kelola bersama, nanti bentuk kerjasamanya kita bahas lebih detail,” jelas Akwan, yang juga pemilik dan pengelola Wisata Kolam Renang Sukotirto kepada anggota pokdarwis.
Selain kolam renang, ada kegiatan rutin yang sudah di gelar dan memiliki potensi besar. Yakni Gantangan Burung Kebo Kicak. Selama ini Gantangan Burung ini menyewa lahan ke pemerintah desa. Hanya saja, pendukung kegiatan seperti kuliner, lahan parkir masih belum dikelola secara terorganisir. Potensi ini juga bisa menjadi pilihan garapan agar penataannya biar lebih maksimal.
Selain kolam renang dan gantangan burung, terwacanakan pengelolaaan pasar kuliner yang sekarang mulai menjamur di sepanjang jalan gerilya. Tepatnya diatas bahu jalan yang belum tergarap secara maksimal. “Pasar kuliner di bahu jalan ini bisa menjadi wajah desa yang menarik dan menjanjikan,”kata Sumarsono, salah satu anggota pokdarwis.
Pria yang memiliki usaha produksi kulit lumpia ini menyebut sepanjang jalur bahu jalan ini bisa menjadi potensi ekonomi warga sekitar. Sekarang saja, sepanjang jalur tersebut sudah dipenuhi penjual yang berdiri secara tidak tertata. Kalau penataan ini bisa dilakukan secara sistematis akan semakin menambah menarik wajah desa kwaron.

Belum lagi, potesi wisata di kawasan makam gus dur. Pengembangan wisata kuliner dan jajanan oleh oleh menjadi tantangan pokdarwis untuk mengelolanya. Termasuk berdirinya homestay dan penginapan yang memang sudah menjadi kebutuhan peziarah dan wali santri pesantren yang tumbuh subur di kawasan tersebut.
Dalam waktu dekat, Pokdarwis akan segera menyelesaikan menyusunan program kerja tahun 2025 secara maksimal di tahun pertama berdirinya. “Tidak semua bisa kita langsung kerjakan, butuh kerjasama dan dukungan banyak pihak,” kata Wiji Santoso, Kepala Desa Kwaron yang turut hadir dalam rapat tersebut.
Pemerintah Desa Kwaron berjanji akan terus mendukung dan mencoba memfasilitasi seluruh inovasi yang dilakukan warga dan masyarakat. Termasuk rencana pokdarwis yang ingin membantu penataan kawasan di Desa Kwaron. tim