Desa Kwaron – Desa Kwaron Kecamatan Diwek Jombang masih menyimpan segudang misteri. Terutama asal usul dan pendiri desa yang berada di sebelah Barat Daya dari ibukota Kecamatan Diwek. Atau sekitar 3 Km yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 20 menit. Sedang dari jantung Kota Kabupaten Jombang berjarak sekitar 8 km yang bisa ditempuh dengan waktu sekitar 35 menit.
Dari sejarah yang berkembang di masyarakat Desa Kwaron, desa ini dibangun oleh seorang saudagar bernama Kyai Imam Ali dari Timur Tengah. Saudagar ini pertama kali datang bersama para pengikutnya. Tokoh ini akhirnya membuka Hutan dan mendirikan sebuah perkampungan yang diberi nama Kwaron. Nama tersebut berasal dari barang dagangan beliau berupa ngaron dan kuali.

Berjalannya waktu, Desa Kwaron akhirnya berkembang menjadi perkampungan dan mengalami perluasan wilayah menjadi 5 (lima) Dusun. Yakni Dusun Kwaron, Dusun Seblak, Dusun Nglerep, Dusun Blimbing dan Dusun Sukopuro.
Beliau bersama istri dan para pengikutnya hidup, beranak pinak sampai akhirnya wafat dan dimakamkan di sebelah utara desa. Makam pendiri Desa Kwaron ini, oleh warga masyarakat desa setempat saat ini dikeramatkan dan sering dikunjungi banyak orang untuk mendoakannya.
Sesuai dengan adat di tanah Jawa, pemimpin dari sebuah desa disebut lurah atau kepala desa. Silsilah pemimpin (atau lurah) sejak berdirinya Desa Kwaron ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat setempat. “Tidak banyak yang tau kepastian sejarah desa,” ujar Wiji Santoso, Kepala Desa Kwaron.
Namun berdasarkan data dan catatan pemerintah desa kepala desa pertama yang tercatat adalah Mbah Bau. Kepala Desa ini tercatat memimpin Desa Kwaron mulai dari tahun 1930 hingga 1958. Kemudian dilanjutkan oleh Suwadi, yang memulai memimpin sejak tahun 1958 hingga 1982.
Tongkat kepemimpinan terus berlanjut hingga berganti ke Mashoeri Djoyo Utomo, Kepala Desa Kwaron dari masa tahun 1982 hingga 1998. Kemudian dilanjutkan Ahmad Zainuri, yang menggantikan Kades sebelumnya memimpin dari tahun 1998 hingga 2013.
Pasca Zainuri, dilanjutkan oleh Suradi, Kepala Desa periode 1998 hingga 2013. Suradi lengser digantikan oleh putranya Suwandi yang memimpin mulai tahun 2013 hingga 2019. “Saya ini melanjutkan kepempinan mulai tahun 2019 sampai sekarang,” imbuh Wiji Santoso.
Pemerintah desa memang belum memiliki catatan dan menetapkan hari jadi desa secara resmi. Dirinya berharap warga yang memiliki cerita dan data yang bisa di telusuri dan bisa menjadi pijakan pemerintah untuk menetukan hari jadi desa. Sehingga bisa dijadikan agenda tahunan sebagai bentuk rasa syukur bersama dan ucapan terimakasih kepada para leluhur dan pendahulu Desa Kwaron. tim