Desa Kwaron – Ternyata di Desa Kwaron Kecamatan Diwek Jombang tidak hanya memiliki potensi Kawasan Wisata Religi Gus Dur. Namun banyak potensi UMKM yang bisa dikembangkan. Seperti kreasi bonsai kelapa yang ditekuni Waryono, pria asal Jalan Melati Dusun Kwaron Desa Kwaron.
Pria paruh baya ini menekuni profesi unik pembuat bonsai kelapa selama beberapa tahun terakhir. Di depan rumahnya puluhan bonsai kelapa berjejer rapi menambah kecantikan dan keasrian teras rumahnya.

Koleksi bonkla sebutan bonsai kelapa yang dimiliki Cak Yono ini beragam usia. Mulai dari yang baru dibuat hingga bonkla yang sudah jadi dan siap jual. “Pembuatan bonsai ini lebih sederhana dan mudah dibandingkan bonsai tanaman lainnya,” ujar Cak Yono.
Keahliannya ini dipelajari secara otodidak. Setiap hari dia menghabiskan sebagian waktunya membuat kreasi bonsai kelapa. Cara pembuatan bonsai ini cukup simpel. Setelah mendapatkan jenis kelapa gading dia bibit di tanah sampai muncul tunas kelapa. Tunas kelapa yang tumbuh langsung di bonsai. Media yang digunakanpun ada dua, satu memakai media air satu lagi memakai media tanah. “Untuk media air ini agar lebih menarik jika ditaruh di bahan kaca, akar yang tumbuh dan terlihat menambah keunikannya,” urainya.
Produk bonsai pria ini sudah banyak di kirim ke sejumlah pasar bonsai di Jawa Timur dan Bali. Para pelanggannya biasannya mengambil dalam bentuk dan ukuran berbeda.
Mahalkah harga bonsai kelapa ini? Yono mengakui harganya bervariatif. Untuk jenis bakalan dia biasa menjual dengan harga Rp 25 ribu dan yang sudah jadi bisa mencapai 300 ribu. Tergantung keunikan dari pertumbuhan bonsai yang ditanganinya.
Soal prospek, pecinta bonsai ini mengaku masih sangat besar. Apalagi dimasa pandemi banyak orang yang ingin menghias rumahnya dengan tanaman unik dan menarik agar betah berada dirumah. “Sebagian produksi di kawasan Bali bonsai ini di ekspor keluar negeri,” sahutnya sambil memastikan prospek usaha yang menjanjikan dengan modal yang tidak cukup besar.

Untuk perawatan bonsai inipun cukup simpel. Hanya membutuhkan siraman air, itupun tidak setiap hari. Jika daun sudah tampak kering dan kotor bisa disiram. Pasalnya setiap media yang ditanami tanaman ini sudah terpasang kain yang difungsikan bisa meresap air untuk nutrisi tanaman.
Hobi yang mulai ditekuni saat pandemi corona kemarin memang banyak permintaan. Saat ini usaha yang ditekuni karena hobi ini terus dikembangkan. Terutama saat longgar tidak ada aktifitas untuk mengisi waktunya Cak Yono selalu mengotak atik karya bonsainya. “Untuk kawasan Jombang memang masih sedikit pemainnya,” pungkas pria asal Jawa Tengah ini.tim