Desa kwaron – Puluhan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) ini berkumpul di balai Desa Kwaron Kecamatan Diwek Jombang. Mereka tampak akrab bercanda satu sama lain, ada juga yang terdiam duduk tanpa berbicara. Mereka sedang mengikuti kegiatan posyandu jiwa binaan dari puskesmas brambang. Kegiatan posyandu jiwa ini menjadi bagian dari program Puskesmas Brambang dalam melakukan pendampingan dan pembinaan melalui kader yang ada di masing masing desa.

Kepala Puskesmas Brambang drg Novi Susilowati mengatakan kegiatan ini rutin digelar setiap bulannya. Melalui kader yang sudah ada di masing masing desa yang rutin melakukan pendampingan ODGJ. “Sangat berguna bagi pasien untuk bisa terus dilakukan pendampingan,” ujarnya.
Seperti kegiatan pendampingan yang digelar di Balai Desa Kwaron Kecamatan Diwek Jombang pertengan bulan Desember 2024 kemarin. Sebanyak 50 ODGJ dari berbagai desa sekitarnya hadir. Hadir para pendamping kader masing masing desa hingga petugas dari Puskesmas Brambang.
Posyandu odgj ini telah berkali-kali digelar namun kali ini berbeda. Sebab dua ODGJ telah resmi menikah yaitu sebut saja T dan M. Keduanya merupakan ODGJ binaan Puskesmas Brambang. Proses pernikahan mereka berlangsung dengan lancar. Saat kegiatan posyandu para ODGJ ikut memeriahkan pernikahan keduanya dengan membaca shalawat bersama.
Seperti pembinaan rutin biasanya, seluruh ODGJ mendapat pembinaan dari petugas. Mereka diajak bermain di halaman kemudian berjoget riang gembira. Aneka tingkah polah merekapun beragama, mulai dari yang aktif mengikuti kegiatan hingga ada yang terdiam membisu. Para kader terus merangsang seluruh ODGJ bisa mengikuti bersama sama.
Dalam posyandu jiwa ODGJ juga mendapatkan layanan kesehatan yang rutin dilakukan petugas medis. Mulai dari setelah pemeriksaan kesehatan hingga pemberian berbagai obat yang wajib diminum dan disuntikan hingga posyandu bulan berikutnya.

Dokter Novi Kepala Puskesmas Brambang menyebut untuk proses menikahkan dua orang ODGJ tidak mudah. Sebab harus meyakinkan dua keluarga agar bisa menerima dengan lapang dada tanpa ada rasa kekhawatiran yang bermacam-macam. “Prosesnya sangat panjang waktu itu, jadi memang harus tenaga kesehatasn memfasilitasi antar dua keluarga kemudian skibat-akibat apa yang akan terjadi dalam prosesd pernikahan itu alhamdulillah pernikahannya lancasr dan sampai hari ini kami masih memantau,” kisahnya.
Ditambahkan Kepala Puskesmas ini keberadaan posyandu ini sangat bermanfaat bagi kesembuhan dan monitoring para ODGJ. Selain itu mereka juga bisa belajar bersosialisasi dan berinteraksi dengan satu sama lain. tim